pada bagian ini saya akan share ke kalian contoh makalh untuk pelajaran lingkungan hidup dengan materi ekosistem yah... semoga bermanfaat yah buat teman-teman sekalian.
A.
LINGKUNGAN
HIDUP EKOSISTEM
Istilah
ekosistem berasal dari kata oikos
yang berarti ruah sendiri dan sistema
yang berarti terdiri atas bagian-bagian yang utuh atau saling mempengaruhi.
Jadi, ekosistem dapat diartikan sebagai system yang dibentuk disuatu daerah dan
terjadi hubungan timbale balik antara kompenen hidup(abiotik)dan komponen tak
hidup(abiotik).
Dari
hasil proses fotosintesis tumbuhan menghasilkan gas oksigen dan zat makanan.
Hasil fotosintesis itu digunakan oleh manusia dan hewan untuk kelangsungan
hidupnya. Tumbuhan, hewan, dan manusia memerlukan air dan tanah untuk
kehidupannya. Setelah mati, makhluk hidup diuraikanoleh perombak/pengurai.
Dengan demikian, antara makhluk hidup (komponen biotic)dan makhluk tak hidup
(komponen abiotik)saling berinteraksi sehingga terbentuk hubungan timbal balik
yang disebut ekosistem. Contoh
ekosistem disekitar kita adalah kebun, halaman rumah, sungai, sawah, dan
lain-lain.
Ekosistem merupakan suatu system
yang dinamis, hal itu ditandai dengan adanya aliran energy, daur materi, dan
produktivitas. Interaksi dapat terjadi antara komponen biotic dengan abiotik
dan diantara komponen biotic dalam bentuk aliran energy dan siklus materi.
Bentuk aliran energy bersifat satu arah. Dari sinar matahari yang dimanfaatkan
tumbuhan hijau kemudian melalui serangkaian peristiwa makanan dan dimakan
membentuk suatu rantai makanan, rantai-rantai makanan itu saling berhubungan
satu dengan yang lain membentuk
jarring-jaring makan. Sedangkan pada bentuk daur materi yang melibatkan unsure
senyawa kimia seperti karbon, oksigen, nitrogen, dan air yang mengalami
perpindahan lewat organism(biotic)dan beredar kembali ke lingkungan
fisik(abiotik)disebut daur biogeokimia
.
B.
SATUAN-SATUAN
DALAM EKOSISTEM
Berdasarkan
cara memperoleh makanan, maka komponen biotic dapat dikelompokkan menjadi
organism autotrof dan heterotrof.
1.
Organisme
autotrof
Organisme ini memperoleh makanan dengan cara
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organic menggunakan energy yang berasal
dari sinar matahari.
Berdasarkan sumber energy, organism autotrof
dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Organisme fotoautotrof, menggunakan sumber energy dari sinar matahari
contohnya, alga, tumbuhan berklorofil seperti tanaman jeruk, padi, mangga,
kelapa, dan sebagainya.
b. Organisme kemoautotrof,
menggunakan sumber energy yang berasal dari energy hasil reaksi kimia.
Contohnya, bakteri besi dan bakteri nitrit.
2.
Organisme
heterotrof
Organisme ini memperoleh makanan yang telah
dibentuk oleh makhluk hidup lain. Contohnya, kupu-kupu menghisap madu bunga,
tikus makan padi, elang makan tikus, dan lain-lain.
C.
INTERAKSI
DALAM EKOSISTEM
1. Interaksi
antara komponen biotic dan abiotik
2. Interaksi
antar komponen biotic
Interaksi
antar komponen biotic dapat terjadi antara insividu dalam populasi maupun
individu dalam komunitas.
a. Interaksi antar individu dalam
populasi
b. Interaksi antar individu dalam
komunitas
1. Produsen
Didalam ekosistem ada makhluk hidup yang
dapat membuat kebutuhannya sendiri yang disebut produsen primer. Jenis makhluk
hidup autotrof ada dua macam, yaitu makhluk hidup mensintesis makanannya dari
molekul anorganik dengan bantuan energy sinar matahari yang disebut fototrofik.
Ada juga makhluk hidup yang mensintesis makanannya dari molekul anorganik
dengan energy kimia yang disebut kemotrofik.
2. Konsumen
Konsumen dalam ekosistem adalah semua makhluk
hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri yang disebut heterotrof,
sehingga makhluk hidup tersebut hanya dapat menelan atau mencerna sebagian,
bahkan keseluruhan makhluk hidup lain sebgai bahan makanan organic.
Ada beberapa
tingkatan untuk makhluk hidupheterotrof,yaitu :
-
Konsumen
tingkat pertama
Organisme
ini akan memakan organisme produsen(tumbuh-tumbuhan)sebagai makanannya yang
disebut herbivora.
-
Konsumen
tingkat kedua
Merupakan
organisme pemakan produsen dan pemakan konsumen. Konsumen tingkat kedua biasa
disebut karnivora sekunder.
-
Konsumen
tingkat ketiga
Konumen
tingkat ketiga disebut karnivora atau sebagai predator karena organisme ini
memakan mangsanya dengan cara berburu, menangkap, membunuh, dan memakannya
seperti harimau memburu dan menangkap rusa kemudian menerkam dan memakannya.
3. Pengurai(perombak)dan detritivor
Jika suatu ketika anda menemukan tumbuhan
atau hewan yang telah mati dan keadaannya masih utuh, pakah setelah selang
beberapa hari atau beberapa minggu bahkan sampai beberapa tahun keadaannya
masih utuh atau tinggal sebagian bahkan sudah hilang sama sekali ? tidak
demikian bukan ?
Setelah beberapa waktu, tumbuhan
atau hewan yang mati akan hancur menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan
akhirnya akan hilang. Hal itu dapat terjadi karena adanya kegiatan organisme
pengurai (perombak). Organisme pengurai mengeluarkan enzim selulosa, tumbuhan,
atau hewan menjadi lunak kemudian dirobak atau terurai menjadi bagian
kecil-kecil lalu diserapnya. Terdapat sisa-sisa bahan fragmen(remukan atau
hancuran kecil-kecil lembut)yang disebut detritus, kemudian ada organism yang
masuk menembus kedalam tubuh tumbuhan atau hewan itu kemudian mencerna tau
memakan detritus, organisme tersebut disebut detritivor. Contohnya belatung, rayap, cacing dan lain-lain.
D.
KEDINAMISAN
EKOSISTEM
1.
Aliran
energy dalam ekosistem
a.
Matahari
sebagai sumber energy
Matahari mengeluarkan energy
panas dan cahaya. Dengan energy cahaya itu, bumi menjadi terang dan hangat
karena panasnya.
Sinar matahari merupakan foton(energy
sinar)yang dipancarkan kejagad raya dalam bentu gelombang elektromagnetik,
tetapi hanya sebagian kecil saja yang sampai dipermukaan bumi, yaitu sekitar
10,5 × 106 kj m2 th-1. Dari jumlah
pancaran energy sinar matahari itu,
sekitar 5 × 106 kj m2 th-1 atau sekitar 45%
sekitar 40% dipantulkan lagi keluar angkasa oleh atmosfer bumi, dan hanya
sekitar 15% saja yang diserap untuk pemanasan atmosfer bumi,terutama pada
lapisan ozon dan kelembapan udara, sekitar 15% dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energy bagi komponen ekosistem dipermukaan bumi. Dengan demikian,
keberadaan setiap ekosistem dipermukaan bumi diikat oleh aliran atau arus
energy yang berasal dari sinar matahari yang bersifat satu arah.
b.
Aliran
energy
Pada proses fotosintesis, bentuk
energy diubah dari energy cahaya menjadi energy kimia dan berpindah ke konsumen
I, II, III, yang berakhir pada proses penguraian. Didalam proses penguraian,
energy ini dilepaskan dalam bentuk panas, kemudian tersebar ke lingkungan dan
tidak dapat dimanfaatkan lagi. Dalam hal ini terjadi jalur makan dan dimakan,
yaitu proses produsen yang dimakan oleh konsumen I, selanjutnya konsumen I
dimakan oleh konsumen II, konsumen II dimakan oleh konsumen III. Peristiwa ini
disebut sebagai rantai makanan.
1. Rantai makanan
Energy dalam bentuk makanan akan berpindah
dari organisme tingkat tinggi ke organisme lain yang tingkatannya lebih rendah
melalui rentetan organisme memakan organisme sebelumnya dan sebagai penyedia
bahan makanan bagi organisme berikutnya yang disebut rantai makanan, pada
umumnya rantai makanan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. Rantai makanan rerumputan
Pada tipe
ini, mata rantai makanannya berawal dari tumbuhan, maka tingkat trofi I
diduduki oleh tumbuhan hijau (produsen), tingkat trofi II diduduki oleh
herbivore (konsumen 1), tingkat trofi III diduduki oleh karnivora (konsumen 2),
dan seterusnya. Seperti terlihat berikut ini.
b. Rantai makanan detritus
Mata rantai
makanan pada tipe ini berawal dari organisme perombak. Detritus merupakan
hancuran (fragmen)dari bahan-bahan sudah terurai yang dikonsumsi hewan-hewan
kecil seperti rayap, cacing tanah, teripang, dan sebagainya.
c. Rantai makanan parasit
Pada tipe
rantai makanan parasit, terdapat organisme lebih kecil yang memangsa organisme
lebih besar.
2. Jaring-jaring makanan
Dari uraian komponen biotic diatas, pada
tiap-tiap tingkatan konsumen tampak seolah-olah setiap organism hanya memakan
atau dimakan oleh satu macam organism yang lain, tetapi kenyataannya didalam
ekosisteme keadaannya lebih kompleks. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena
tiap-tiap organisme dapat memakan dala satu tingkatan konsumen lain didalam
ekosistem yang dikenal dengan rantai makanan dan antara rantai-rantai makanan
itu saling berhubungan satu dengan lainnya yang dikenal dengan jaring jaring
makanan.
Rangkaian peristiwa makan dan dimakan dalam
suatu ekosistem tidak sesederhana rantai makanan. Karena konsumen tidak hanya
bergantung pada satu jenis makanan, sebaliknya satu jenis makanan dapat dimakan
oleh lebih dari satu jenis konsumen.
3. Piramida ekologi
Setiap tingkatan pada rantai makanan itu
disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan trofi pda rantai makanan sebagai
berikut.
a. Tingkat taraf trofi 1 :organisme dari golongan
produsen(produsen primer)
b. Tingkat taraf trofi 2 :organisme dari golongan
herbivore(konsumen primer)
c. Tingkat taraf trofi 3 :organisme dari golongan
karnivora(konsumen sekunder)
d. Tingkat taraf trofi 4 :organisme dari golongan
karnivora(konsumen predator)
Didalam rantai makanan tersebut,
tidak seluruh energy dapat dimanfaatkan, tetapi hanya sebagian yang mengalami
perpindahan dari satu organisme ke organisme yang lainnya, karena dalam proses
transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian energy
yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai
produsen menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari
seluruh energy sinar matahari yang jatuh dipermukaan bumi melalui fotosintesis
yang diubah menjadi zat organic.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain(konsumen
primer), maka hanya 10% energy yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan
oleh organism itu unruk pertumbuhannya dan sisanya terdegradasi dalam bentuk
panas terbuang ke atmosfer. Dengan demikian, energy yang tersedia untuk tingkat
trofi pada rantai makanan seperti berikut : semakin tinggi tingkat trofi,
semakin sedikit sehingga membentuk sebuah piramida yang disebut piramida
ekologi. Selama keadaan produsen dan konsumen tetap membentuk piramida, maka
keseimbangan alam dalam ekosistem akan terpelihara.
Ada 3 macam
piramida ekologi, diantaranya :
a. Piramida jumlah
Piramida jumlah merupakan jumlah organisme
yang berada didalam suatu daerah tertentu yang dikelompokkan dan dihitung
berdasarkan taraf trofi. Untuk menggambarkan piramida jumlah dinyatakan dalam
bentuk segi empat yang luasnya menggambarkan atau sebanding dengan jumlah
organisme dalam areal tertentu.
Pada
piramida jumlah, golongan organisme yang berada pada tingkatan lebih tinggi
memiliki jumlah organisme lebih banyak dari tingkatan organism di bawahnya.
b. Piramida berat(biomassa)
Piramida berat merupakan taksiran berat
organisme yang mewakili setiap taraf trofi dengan cara tiap-tiap individu
ditimbang dan dicatat jumlahnya dalam suatu ekosistem. Misalnya, biomassa
tumbuhan diukur berat akar, batang, dan daun yang menempati areal tertentu.
Piramida biomassa dibuat berdasarkan berat total populasinya pada suatu waktu.
Satuan yang
dipakai adalah berat total organisme dalam satuan berat (gr/kg) per satuan luas
tertentu (m2 atau hektar)yang biasanya diukur dalam bentuk kering.
Untuk
mengukur biomassa seluruhnya, dilakukan teknik sampling(cuplikan)guna
memperkirakan seluruhnya.
c. Piramida energy
Piramida energy dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lebih lama. Piramida ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu dapat
memperhitungkan kecepatan produksi, berat dua spesies yang sama tidak harus
memiliki energy yang sama, dapat
digunakan untuk membandingkan berbagai ekosistem, adanya masukan energy
matahari yang ditambahkan.
Piramida energy ini menggambarkan banyaknya
energy yang tersimpan dalam 6 tahun yang digunakan senyawa organic sebagai
bahan makanan. Satuan energinya dinyatakan dalam kalori per m2 per
satuan waktu (kal/m2/th).
2.
Daur
materi
Daur materi merupakan suatu
siklus, artinya jika suatu organisme mati, tidak berarti aliran materinya
terhenti. Aliran itu melibatkan unsure senyawa kimia yang mengalami perpindahan
lewat organism(biotic)dan beredar kembali ke lingkungan fisik(abiotik)yang
disebut daur biogeokimia.
Daur
biogeokimia dalam ekosistem meliputi unsure-unsur berikut.
a.
Daur
karbon(C)
Sumber karbon bagi kebutuhan makhluk hidup
terdapat dalam bentuk karbon dioksida(CO2)yang berasal dari atmosfer
maupun yang terlarut didalam air.karbon dibutuhkan tumbuhan hijau dalam proses
fotosintesis untuk pembentukan karbohidrat, protein, dan lemak.
b.
Daur
oksigen(O2)
Oksigen dalam keadaan bebas terdapat
diatmosfer dan didalam air. Oksigen tersebut diambil atau digunakan oleh
makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia untuk pernapasan. Oksigen
yang diambil itu kemudian diganti oleh tumbuhan hijau yang melepas oksigen ke
atmosfer pada saat berlangsungnya proses fotosintesis.
c.
Daur
nitrogen(N)
Tumbuhan hanya dapat memanfaatkan nitrogen
dalam bentuk senyawa nitrit dan senyawa nitrat, sedangkan hewan dan manusia
memnfaatkan nitrogen dalam bentuk protein. Nitrogen relative sangat jarang
ditemukan dalam bentuk senyawa karena lambat atau susah bereaksi dengan unsure
lain,maka satu-satunya cara organisme memperoleh nitrogen melalui fiksasi.
Fiksasi
nitrogen merupakan proses pemisahan dua atom nitrogen kemudian digabung.
Fiksasi ini terjadi melalui kerja enzim nitrogenase dengan menggunakan energy
dari metabolism organisme, sedangkan proses fiksasi enzim dilakukan oleh
industry kimia seperti pembuatan pupuk urea, NPK, dan ammonium nitrat.
Proses nitrifikasi oleh bakteri dapat
dituliskan sebagai berikut.
1. Fiksasi nitrogen udara
2. Fiksasi nitrogen oleh
mikroorganisme
3. Nitrifikasi
4. Denitrifikasi
d.
Daur
air(H2O)
Jika hujan turun, tidak semua air hujan itu
dimanfaatkan oleh makhluk hidup karena sebagian airnya menguap dengan cepat ke
atmosfer an hanya sebagian yang dimanfaatkan oleh makhluk hidup seperti
tumbuhan, hewan, dan manusia kemudian dilepaskan ke atmosfer melalui
pernapasan, keringat, dan urin. Selebihnya, air meresap ke bawah menuju lapisan
air didalam tanah mengalir ke sungai, dan pada akhirnya menuju ke laut lalu
meluap ke atmosfer.
Perputaran air dari atmosfer berupa air hujan
turun ke bumi kemudian kembali lagi ke atmosfer merupakan daur air.
e.
Daur
sulfur(Belerang)
Belerang dapat dijumpai didaerah pegunungan,
belerng ini dimanfaatkan untuk obat penyakit kulit. Belerang ini terkandung di
dalam tanah yang terdapat dibeberapa gunung berapi. Selain berasal dari dalam
tanah, gas ini bersal pula dari sisa pembakaran minyak bumi dan batu bara dalam
bentuk SO2.
f.
Daur
fosfor
Didalam fosfor terdapat dalam dua bentuk
senyawa, yaitu senyawa organic dan senyawa fosfat anorganik. Fosfat organic
dari hewan dan tumbuhan yang mati akan diuraikan oleh bakteri dan decomposer
menjadi fosfat anorganik, sedangkan fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu,
fosfat banyak terdapat pada batu dan karang fosil. Fosfat dari batu dan fosil
akan terkikis membentuk fosfat anorganik yang terlarut didalam air tanah dan
laut.Fosfat anorganik kemudian akan diserap lagi oleh akar tumbuhan dan siklus
ini akan berlangsung terus menerus.
3.
produktivitas
dalam ekosistem
Produktivitas dalam ekosistem
merupakan hasil keseluruhan system dalam bentuk bioenergi per satuan waktu
dalam ekosistem. Produktivitas merupakan indicator untuk mengukur total aliran
energy melalui semua tingkat taraf trofi sehingga jumlah kehidupan yang
didukung oleh aliran energy dalam suatu ekosistem dapat dihitung sebagai
berikut.
E.
TIPE-TIPE
EKOSISTEM
1.
EKOSISTEM
BAHARI/LAUT
Ekosistem bahari/laut terdiri atas ekosistem
perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang
surut.
a.
Ekosistem
perairan dalam
Komunitas yang ada pada ekosistem ini adalah
konsumen dan pengurai, tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya
matahari tidak dapat ditembus. Makanan konsumen berasal dari plankton yang
mengendap dan vector yang telah mati. Jadi didalam laut ini terjadi peristiwa
makan dan dimakan.
Jika
diamati hewan-hewan yang hidup diperairan dalam warnanya gelap dan mempunyai
mata yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi karena gerakan
air dalam pantai ke tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air ini digantikan
oleh air dari daerah yang terkena cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari
bawah ke atas.
b.
Ekosistem
pantai pasir dangkal
Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal
terletak disepanjang pantai pada saat air pasang. Luas wilayahnya mencakup
pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai besar atau terletak di antara
dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di dalamnya umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan
ganggang dan atau rerumputan. Jenis ekosistem pantai pasir dangkal ada tiga,
yaitu sebagai berikut.
1. Ekosistem terumbu karang
Ekosistem ini dapat kita jumpai di perairan
jernih. Terumbu karang terbentuk sebagai hasil dari kegiatan berbagai hewan
laut seperti kerang, siput, cacing, coelenterate dan alga kapur. Syarat hidup
binatang kerang, yaitu airnya jernih, arus gelombang kecil, dan lautnya
dangkal. Ekosistem ini dapat kita temukan di pantai sebelah barat Sumatra,
pantai selatan jawa dan lain-lain.
2. Ekosistem pantai batu
Jenis ekosistem ini terbentuk dari
bongkahan-bongkahan batu granit yang besar yang terbentuk dari proses
konglomerasi antara batu-batu kecil atau kerikil dengan tanah liat dan kapur.
Ekosistem tersebut biasanya didominasi vegetasi jenis Sargassum atau Eucheuma, dapat dijumpai diwilayah pesisir berbukit
yang berdinding batu mulai dari sepanjang pantai barat Sumatra, pantai selatan
jawa, bali dan lain-lain.
3. Ekosistem pantai lumpur
Ekosistem pantai lumpur terbentuk dari
pertemuan antara endapan lumpur sungai dengan laut yang berada di muara sungai
dan sekitarnya. Komunitas tumbuhannya adalah Tricemia, Skeratia, dan Enhalus
acoroides. Ekoistem ini biasanya ditemukan di pantai-pantai pada pulau cukup
besar yang memiliki sungai-sungai seperti di pulau Kalimantan, irian jaya,
Sumatra, dan jawa.
2.
EKOSISTEM
DARAT ALAMI
Ekosistem jenis ini terbentuk
dari tiga vegetasi utama, yaitu vegetasi pamah, vegetasi pegunungan, dan
vegetasi monsoon.
a.
Vegetasi
pamah/dataran rendah
Vegetasi pamah merupakan vegetasi dataran
rendah bagian terbesar hutan yang mencakup kawasan paling luas di Indonesia.
Vegetasi
ini meliputi jenis-jenis berikut.
1. Hutan bakau
Jumlah jenis
hutan bakau sekitar 95 jenis tumbuhan, penyebaran berbagai jenis bakau terletak
mulai dari laut kea rah daratan membentuk jalur berbeda-beda.
a. Jalur pedada(soneratis sp.),
jalur ini selalu terendam air asin setiap terjadi pasang yang tinggi karena
menjadi perintis endapan lumpur pada batas air surut dengan jenis tumbuhan
meliputi soneratia spp dan avicenia spp.
b. Jalur bakau (rhizophora
sp),merupakan hutan bakau yang memiliki perkaran khas(akar napas).
c. Jalur tancang(bruguiera sp), jalur ini berada
paling dekat dengan daratan sehingga hanya dapat dicapai air pasang surut yang
luar biasa tinggi seperti pada saat air pasang bulan purnama atau gerhana
bulan.
d. Jalur nipah, jalur ini terdapat kea
rah daratan, didaerah ini cukup kering. Pada
lautan bakau dilingkari oleh lautan nipah(nypa fruticans).
2. Hutan rawa air tawar
Hutan rawa
air tawar berada dalam kawasan yang luas, terletak di belakang hutan bakau.
Berbagai jenis hutan rawa terdapat di delta, umumnya mempunyai
pohon-pohondengan ketinggian yang sama, sekitar 30 m memiliki kanopi lebat.
3. Hutan tepi sungai
Hutan tepi
sungai terdapat disepanjang tepi sungai besar yang merupakan habitat transisi
dengan hutan rawa air tawar. Vegetasinya terdiri atas tumbuhan rawa musiman
yang berbeda. Lapisan tanahnya dalam, subur, dan gembur.
4. Hutan rawa gambut
Hutan rawa
gambut terbentuk dari timbunan gambut yang sangat tebal, berkisar antara 0,5-20
m. permukaan gambut terbentang luas berbentuk cekung yang tidak terkena
genangan air sehingga bersifat asam dengan PH<4 dan kadungan haranya rendah.
5. Hutan sagu
Hutan sagu
berkembang baik di daerah dengan aliran air tawarnya yang teratur. Di bawah
hutan sagu tidak terdapat tumbuhan lain dan lainnya terdiri atas lapisan
serasah daun bergambut.
b.
Vegetasi
pegunungan
Vegetasi pegunungan terletak di ketinggian
lebih dari 1000 m di atas permukaan laut dengan vegetasi yang beraneka ragam
seperti hutan pegunungan, padang rumput, vegetasi lereng terbuka berbatu,
vegetasi alpin dan danau.
Ø
Vegetasi
hutan pegunungan
Jenis hutan pegunungan ada dua, yaitu :
·
Hutan
pegunungan bawah, yaitu berada pada
ketinggian berkisar 1000-1500 m dpl. Semakin ke atas vegetasinya semakin rendah,
jika tumbuh semakin tinggi maka diameternya semakin kecil.
·
Hutan
pegunungan atas,yaitu barada pada ketinggian berkisar 1500-3300 m dpl. Hutannya
lebat dengan ketinggian pohonnya mencapai 25 m, variasi vegetasinya lebih
sedikit dibandingkan dengan hutan pegunungan di bawahnya.
Ø
Vegetasi
padang rumput
Padang rumput terletak pada ketinggian
berkisar antara 2500-4100 m dpl yang berada di pegunungan irian jaya dan
kamabu. Jenis vegetasinya meliputi padang rumput dengan paku pohon, padang
rumput semak tepi hutan, dan lain-lain.
Ø
Vegetasi
danau
Danau umumnya berada di pegunungan dengan
ketinggian lebih dari 1500 m dpl. Vegetasi danau mempunyaidaerah yang kaya
mineral hasil perairan meliputi daerah perairan terbuka sampai perairan
tertutup.
c.
Vegetasi
monsoon
Vegetasi monsoon berada di daerah beriklim
kering musiman dengan kelembapan udara lebih dari 33% dan curah hujan sekitar
1500 mm/th.
Jenis vegetasinya seperti berikut.
·
Padang
rumput
Padang rumput ini menempati kawasan yang
sangat luas dan biasanya berkesinambungan dengan savanna. Vegetasinya terdiri
atas komunitas campuran berbagai rumput, terna, dan perdu.
·
Savanna
Savanna terdiri atas padang rumput dengan
pohon terpencar jarang sampai lebat.
·
Hutan
monsoon
Hutan monsoon berada pada ketinggian berkisar
0-800 m dpl, vegetasinya terdiri atas
pohon-pohon setinggi sekitar 25 m dan memiliki batang yang kurus dan
bercabang rendah. Terdapat di jawa timur, NTT, Sulawesi selatan dan tenggara.
3.
EKOSISTEM
BUATAN
Ekosistem suksesi buatan
merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat sesuai kebutuhan manusia seperti
pmbuatan danau/waduk, hutan tanaman, agroekosistem dan sebagainya.
a.
Bendungan
waduk
Adakah waduk didaerah tempat tinggal anda?
Tujuan dibangunnya waduk,yaitu sebagi tempat penampungan air untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Selain itu waduk merupakan ekosistem baru dengan substrat
dasar biasanya berasal dari kebun atau sawah maupun hutan dengan sifat geologi
yang berbeda-beda.
b.
Hutan
tanaman
Hutan tanaman merupakan vegetasi yang
terdiriatas tanaman budidaya bernilai tinggi yang dengan sengaja ditanam pada
kawasan tertentu. Biasanya jenis tanaman yang dibudidayakan bernilai
tinggi,seperti tanaman jati, mahoni, pinus, dammar rasamala, ampupu, manglit,
dan puspa.
c.
Agroekosistem
Agroekosistem merupakan ekosistem yang dengan
sengaja dibuat untuk keperluan pertanian. Keanekaragaman ekosistem ini
dipengaruhi oleh factor jenis tanah, topografi, iklim, dan budaya.
Agroekosistem dikembangkan di Indonesia pada saat ini antara lain :
1. Sawah irigasi
2. Sawah tadah hujan
3. Sawah surjan
4. Sawah rawa
5. Sawah pasang surut
6. Tambak
7. Kolam
8. Kebun
9. Pekarangan
10. Perkebunan
11. Ladang
baik guys itulah contoh makalah lingkungan hidup yang bisa saya share, tinggalkan koment kalian yah
Komentar
Trus berkarya de...
I miss you...